PADANG PARIAMAN - Pemandangan memprihatinkan terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman. Ratusan siswa terpaksa melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM) di teras dan halaman sekolah setelah seluruh ruang kelas mereka terkunci rapat oleh gembok.
Aksi penggembokan ini diduga kuat dilakukan oleh Yulisman, penjaga sekolah setempat, sebagai bentuk protes dan luapan kekecewaan mendalam karena tidak berhasil lolos dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun ini.
Puncak Kekecewaan di Atas Tanah Hibah
Aksi nekat yang dimulai sejak Kamis, 24 Juli 2025 ini sontak mengganggu aktivitas belajar 140 siswa. Ironisnya, sekolah tersebut berdiri di atas tanah yang dihibahkan oleh pihak keluarga Yulisman. Fakta inilah yang diyakini memperdalam luka kekecewaan sang penjaga sekolah, yang merasa pengabdian dan kontribusi keluarganya tidak menjadi pertimbangan.
Meskipun dihadapkan pada situasi sulit, semangat para guru tidak surut. Mereka tetap memberikan materi pelajaran kepada para siswa di ruang terbuka dengan segala keterbatasan yang ada, beralaskan lantai teras sebagai pengganti kursi dan meja.
Suara Hati Orang Tua Murid
Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan orang tua murid. Mereka menyayangkan insiden tersebut dan mendesak Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman untuk segera mencari jalan keluar.
“Kami sangat prihatin melihat anak-anak kami belajar di lantai seperti ini. Tidak fokus, panas, dan pastinya tidak nyaman. Kami mohon pemerintah daerah bisa cepat menyelesaikan masalah ini agar anak-anak bisa belajar normal lagi di kelas,” ungkap salah seorang wali murid saat ditemui di lokasi.
Para orang tua berharap ada mediasi yang berhasil antara pihak pemerintah, sekolah, dan Yulisman, sehingga gembok yang mengunci hak anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak dapat segera dibuka. Hingga berita ini diturunkan, proses mediasi dilaporkan masih terus diupayakan oleh dinas terkait.